Monday, July 6, 2009

Seharusnya ke Masjid, Bukan keTerminal.!!!

hari itu matahari menyengat dengan sangatnya, udara gersang, sesekali angin bertiup kencang mengacak-acak tumpukan debu dan berterbangan. Sumpek alias BeTe, dan di tambah lagi pas hari-hari ujian kenaikan. aduh tambah Pusing.

mondar-mandir tak tahu harus bagaimana. “Aku harus mencari tempat yang enak buat belajar” batinku.
duduk di sofa ruang tamu depan sambil balajar, perasaan tak enak samakin menancap dalam-dalam di relung hati.

Sudah menjadi kebiasaaan saya kalau sedang galau, gundah gulana dan apalah, sumpek alias BeTe saya pergi kemasjid untuk menenangkan fikiran sambil membawa buku dan qur'an kecil ke masjid. serasa sejuk di dalam masjid, memang. meskipun hawa panas. Tapi tidak tahu hari itu aku rasanya malas sekali pergi ke masjid. Aku masih mondar-mandir di dalam rumah, kadang ke kamar, kadang ke depan rumah dan kadang juga kedapur entah apa yang saya kerjakan sambil bawa buku pelajaran yang besok lusa aku harus ujian. Pusing, kepala terasa panas, melangkah gontai akhirnya aku putuskan untuk pergi ke terminal, yang kebetulan rumahku tak jauh dari terminal dan aku dengan santainya naik bus yang aku tidak tahu mau kemana bus itu. Batinku dalam hati; entahlah sampai mana aku ini nanti, yang penting aku bisa menenangkan fikiranku.
Tak lupa aku membawa buku pelajaran buat aku baca, berharap ada sedikit pencerahan nantinya, tapi nyatanya malah aku sendiri di dalam bus  melamun bukannya konsentrasi baca buku. kadang sesekali aku memperhatikan para penumpang bus yang baru saja naik ataupun yang sedang turun dari bus. Ah, di dalam bus bukannya tenang  malah tambah kacau fiiranku.
Bus masih  tetap melaju kencang, aku putuskan unuk turun nanti kalau bus itu sudah berhenti di terminal terakhir hingga membawa penumpang lagi.
sampai di terminal akhir kebingungan aku jadinya, tidak tahu daerah mana dan aku sempat membeli makanan di situ, aku pun pulang dengan bus yang  tadi aku berangkat dengan bus itu.
di tengah perjalanan  pulang, aku bertemu dengan segerombolan pemuda, aku rasa mereka anak-anak jalanan.
salah satu dari anak-anak jalanan itu menyapaku sok kenal; "Hai, dari mana mau kemana?" tanyanya songong."Lagi pengen jalan-jalan aja naik bus pulang pergi tanpa ada tujuan". jawabku enteng.
sempat aku berjabat tangan dan berkenalan dengan anak yang menyapaku itu. "kasar dan songong sekali jabat tangannya", batinku dalam hati.
sebenarnya aku pengen ngobrol banyak dengannya tapi aku urungkan niatku itu karena aku melihat dia bukan anak baik-baik, dilihat dari cara bersalaman dan tingkah lakunya di dalam bus yang tidak mengenakkan para penumpang. Melihatpun aku sudah malas sebenarnya.
aku duduk di kursi sendirian dan diam. Kernet bus keliling menyambangi para penumpang, menarik uang karcis bus, dan aku pun di kasih kertas karcisnya sama kernet bus.
tiba-tiba salah satu anak jalanan  tadi memberikan kertas-kertas karcis milik mereka yang sudah tidak belaku lagi pada saya  sambil bilang; ni, buat kamu kertas karcisnya biar kamu bisa jalan-jalan sepuasnya naik-turun bus.
sontak aku jengkel namun aku tidak mengekspresikan kejengkelan dan kekesalanku itu, aku hanya mangkel, marah dalam hati saja.
 sejenak kemudian saya merenung; coba seandainya saya tadi pergi kemasjid saja. di masjid yang hawanya sejuk dan menentramkan hati dan fikiran, kan saya nggak bakalan di kerjain sama anak-anak janalanan itu.
Rasa kesal itu hilang setelah gerombolan anak-anak itu turun dari bus.
aku kembali merenungi diriku yang sedang tidak tau kenapa saya ini kok jadi begini. tidak biasasanya.

memang tiada tempat yang lebih sejuk dan nyaman kecuali di masjid. masjid selain tempat untuk beribadah, juga tempat untuk merenungi sesuatu dikala fikiran tidak tenang, dikala fikiran sedang kacau. Tempat biasa aku melepaskan gundah-gulana dan penat adalah masjid bukan di terminal. tempat  beribadah kepada Robb semesta alam.
Hati akan tenang dan tentram, fikiran yang tadinya dirasa sempitpun akan merasa longgar dan plong.
Wallahu'alam

No comments:

Sign by Dealighted - Coupons and Deals